Indikasi Kota wisata Bukittinggi mulai tak aman akhir-akhir ini. Belum terungkap kasus perampokan uang setoran sejumlah cabang BRI di Kota Bukittinggi sebesar Rp 420 juta Maret 2012 lalu, kemarin (16 juli 2012), giliran uang setoran PT Pos Indonesia Bukittinggi sebesar Rp 460 juta digasak kawanan perampok. Sampai berita ini diturunkan, Polresta Bukittinggi belum berhasil menangkap perampok yang diduga berjumlah dua orang itu.
Aksi perampokan ini terbilang nekat. Selain kejadian berlangsung siang bolong sekitar pukul 14.00, lokasinya pun berada di pelataran parkir Kantor Pos Bukittinggi. Bahkan, pelakunya yang memakai helm itu tak segan-segan menodongkan senjata api ke arah kepala korban. Tak pelak, todongan pistol itu membuat nyali korbannya ciut.
Informasi yang berhasil dihimpun di tempat kejadian peristiwa (TKP), kejadian berawal ketika salah seorang petugas Kantor Pos Bukittinggi, Musril, 50, mendapat tugas dari bendahara Pos Bukittinggi menyetor uang Rp 460 juta ke Bank Mandiri Bukittinggi. Jaraknya sekitar 500 meter dari lokasi. Korban sudah biasa menyetor uang ini, langsung menuju pelataran parkir Kantor Pos Bukittinggi berada samping kiri gedung (bersebelahan dengan kantor Bank Mandiri Syariah Bukittinggi, red).
Ketika baru menaiki mobil dinas orange Daihatsu Grand Max nomor polisi D 8782 DG, tiba-tiba dua orang perampok diduga sudah mengintai korban langsung mendekati mobil Daihatsu.
Awalnya, mereka berupaya membuka pintu kiri depan sopir. Namun akibat tertutup rapat, salah seorang langsung membuka pintu kanan depan dan langsung mengacungkan senjata api (senpi) ke kepala korban. Kendati berada di bawah ancaman, tapi korban tetap melawan.
Tak mau mengambil risiko, salah seorang perampok menendang korban sehingga membuat korban terjatuh ke luar mobil. Mereka pun leluasa mengambil uang setoran Pos Bukittinggi sebesar Rp 460 juta diletakkan korban di dasbor mobil. Setelah itu, kedua perampok langsung melarikan diri menggunakan sepeda motor ke arah Pasar Atas Bukittinggi. Sedangkan korban dan Turhama, 40, salah seorang saksi mata berjualan dekat kejadian pingsan. Keduanya pun dilarikan ke IGD RS Yarsi Bukittinggi.
Salah seorang saksi mata, Rovika Melian Putri (Ovie), 22, pegawai kantor notaris dan PPAT Djanur Manalu SH yang kantornya persis dekat kejadian, mengaku melihat kejanggalan di depan kantornya. Karena itu, dia pun bermaksud ke keluar kantor. Namun, baru saja membuka pintu kantornya, ia langsung ditodong dengan senjata api warna abu-abu sehingga tak bisa berbuat apa-apa.
Kapolresta Bukittinggi, AKBP Eko Nugrahadi, ketika dikonfirmasi rekan-rekan media, mengaku sedang berusaha mengejar perampok dengan melibatkan semua polsek di Bukittinggi. “Saat ini pelaku sedang kita kejar. Mudah-mudahan berhasil kita tangkap,” ujarnya.
Eko mengaku kecewa, mengingat Pos Bukittnggi tidak melibatkan petugas saat menyetorkan uang ke bank. “Demi keamanan, penyetoran dan pengambilan uang ke bank dalam jumlah banyak, sebaiknya meminta bantuan petugas. Tapi dalam kasus ini, pihak Pos Bukittinggi tidak melakukannya. Kalau sudah begini, tentu repot,” sesalnya.
Ketika ditanya apakah polisi sudah menemukan petunjuk baru? Kapolres mengaku belum mendapat informasi baru termasuk dari korban dan saksi mata, karena korban dan salah seorang saksi langsung pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. “Kita akan memintai keterangan begitu korban dan salah seorang saksi kembali stabil,” ujarnya.
Bendahara Pos Bukittinggi, Lasmina mengaku sangat terkejut dan shock mengetahui stafnya dirampok. “Saya terkejut dan shock atas kejadian ini,” jelasnya dengan wajah pusat yang ditemui di IGD Yarsi Bukittinggi saat membesuk Musril.
Soal tidak melibatkan petugas saat menyetorkan uang, Lasmina mengatakan sengaja tidak melibatkan kepolisian karena jumlah uang yang akan disetor di bawah Rp 500 juta. “Kalau uang yang disetorkan di bawah Rp 500 juta, kami memang tidak meminta bantuan petugas. Tapi kalau lebih dari Rp 500 juta, kami baru minta bantuan petugas,” jelasnya.
Musril ketika ditemui di IGD RS Yarsi Bukittinggi, terlihat shock dan masih memakai infus. Ia belum pun bisa mengingat persis bagaimana kejadiannya. “Salah seorang perampok sempat menodongkan pistol ke kepala saya agar menyerahkan uang. Karena saya tidak mau, perampok itu langsung mendorong dan menendang saya, sehingga saya tercampak keluar mobil,” jelasnya dengan badan menggigil.
Untuk memudahkan mengungkap kasus perampokan ini dengan cepat, aparat Polresta Bukittinggi sudah mewawancara dan mengambil sidik jari korban.
Tentunya dari kita sebagai masyarakat harus tanggap dan diharapkan dapat melaporkan kepada pihak berwajib jika mengetahui posisi para perampok ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan sopan dan membangun
Anda punya pertanyaan, request, kritik, dan saran ??
Layangkan ke FanPage kami di http://www.facebook.com/NamudaMedia