Pages

Lorem ipsum

slider

Perampokan Bersenjata di Kantor POS Bukittinggi

Selasa, 17 Juli 2012

Indikasi Kota wi­sata Bukittinggi mulai tak aman akhir-akhir ini. Belum  terungkap kasus peram­po­kan uang setoran sejumlah ca­bang BRI di Kota Bukittinggi sebesar Rp 420 juta Maret 2012 lalu, kemarin (16 juli 2012), giliran uang setoran PT Pos Indonesia Bukittinggi sebesar Rp 460 juta digasak kawanan pe­­rampok. Sampai berita ini di­­turunkan, Polresta Bukit­ting­gi belum berhasil me­nang­k­ap perampok yang diduga berjumlah dua orang itu.

Aksi perampokan ini ter­bilang nekat. Selain keja­dian ber­langsung siang bolong seki­tar pukul 14.00, lokasinya pun be­rada di pelataran parkir Kan­­tor Pos Bukittinggi. Bah­kan, pelakunya yang me­makai helm itu tak segan-segan me­no­dongkan senjata api  ke  arah kepala korban. Tak pelak, to­dongan pistol itu membuat nya­li korbannya ciut.

Informasi yang ber­hasil dihimpun di tem­pat kejadian pe­ris­tiwa (TKP), keja­dian berawal ketika salah seorang petugas Kantor Pos Bukittinggi, Musril, 50, men­dapat tugas dari ben­da­hara Pos Bukittinggi menyetor uang Rp 460 juta ke Bank Man­diri Bukittinggi. Jaraknya se­kitar 500 meter dari lokasi. Kor­ban sudah biasa menyetor uang ini, langsung menuju pe­la­taran parkir Kantor Pos Bu­kittinggi berada sam­ping kiri gedung (ber­­sebelahan dengan kantor Bank Man­­diri Syariah Bu­kit­tinggi, red).

Ketika baru me­naiki mobil dinas orange Dai­hatsu Grand Max nomor polisi D 8782 DG, tiba-tiba dua orang perampok diduga sudah me­ngintai korban langsung men­dekati mobil Daihatsu.

Awalnya, mereka berupaya membuka pintu kiri depan sopir. Namun akibat tertutup rapat, salah seorang langsung membuka pintu kanan depan dan langsung mengacungkan senjata api (senpi) ke kepala korban. Kendati berada di bawah ancaman, tapi korban tetap melawan.

Tak mau mengambil risiko, sa­lah seorang perampok me­nen­­dang korban sehingga mem­buat korban terjatuh ke luar mobil. Mereka pun leluasa me­ngambil uang setoran Pos Bu­kittinggi sebesar Rp 460 ju­ta diletakkan korban di das­bor mo­bil­. Setelah itu, kedua pe­ram­pok langsung melarikan diri menggunakan sepeda motor ke arah Pasar Atas Bukit­ting­gi. Sedangkan korban dan Tur­hama, 40, salah seorang sak­si mata berjualan dekat ke­ja­dian pingsan. Keduanya pun dilarikan ke IGD RS Yarsi Bukit­tinggi.

 Salah seorang saksi mata, Rovika Melian Putri (Ovie), 22,  pegawai kantor notaris dan PPAT Djanur Manalu SH yang kantornya persis dekat kejadian, mengaku melihat kejanggalan di depan kantornya. Karena itu, dia pun bermaksud ke keluar kan­tor. Namun, baru saja mem­buka pintu kantornya, ia langsung ditodong dengan senjata api warna abu-abu sehingga tak bisa berbuat apa-apa.

Kapolresta Bukittinggi, AKBP Eko Nugrahadi, ketika dikonfirmasi rekan-rekan media, me­ngaku sedang berusaha me­ngejar perampok dengan meli­batkan semua polsek di Bukit­tinggi. “Saat ini pelaku sedang kita kejar. Mudah-mudahan ber­hasil kita tangkap,” ujarnya.

Eko mengaku kecewa, me­ngi­ngat Pos Bukittnggi tidak me­libatkan petugas saat me­nyetor­kan uang ke bank. “Demi ke­amanan, penyetoran dan pe­ngam­bilan uang ke bank dalam jum­lah banyak, sebaiknya me­minta bantuan petugas. Tapi dalam kasus ini, pihak Pos Bukittinggi tidak melakukannya. Kalau sudah begini, tentu repot,” sesalnya.

Ketika ditanya apakah polisi su­dah menemukan petunjuk ba­ru? Kapolres mengaku belum men­­dapat informasi baru ter­ma­suk dari korban dan saksi ma­ta, karena korban dan salah seorang saksi langsung pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. “Kita akan memintai keterangan be­gitu korban dan salah seorang sak­si kembali stabil,” ujarnya.

Bendahara Pos Bukittinggi, Las­mina mengaku sangat ter­ke­­jut dan shock mengetahui staf­­nya dirampok. “Saya ter­kejut dan shock atas keja­dian ini,” jelasnya dengan wajah pu­sat yang ditemui di IGD Yarsi Bukit­ting­gi saat mem­besuk Musril.

Soal tidak melibatkan petug­as saat menyetorkan uang, Las­mina mengatakan sengaja tidak melibatkan kepolisian karena jumlah uang yang akan disetor di bawah Rp 500 juta. “Kalau uang yang disetorkan di bawah Rp 500 juta, kami memang tidak me­­minta bantuan petugas. Tapi ka­lau lebih dari Rp 500 juta, ka­mi baru minta bantuan pet­u­gas,” jelasnya.

Musril ketika ditemui di IGD RS Yarsi Bukittinggi, terlihat shock dan masih memakai infus. Ia belum pun bisa mengingat per­sis bagaimana kejadiannya. “Sa­l­ah seorang perampok sem­pat menodongkan pistol ke kepala saya agar menyerahkan uang. Karena saya tidak mau, pe­rampok itu langsung men­do­rong dan menendang saya, se­hing­ga saya tercampak keluar mo­bil,” jelasnya dengan badan menggigil.

Untuk memudahkan meng­ungkap kasus perampokan ini de­ngan cepat, aparat Polresta Bu­­kittinggi sudah me­wawan­cara dan mengambil sidik jari korban.

Tentunya dari kita sebagai masyarakat  harus tanggap dan diharapkan dapat melaporkan kepada pihak berwajib jika mengetahui posisi para perampok ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar dengan sopan dan membangun

Anda punya pertanyaan, request, kritik, dan saran ??
Layangkan ke FanPage kami di http://www.facebook.com/NamudaMedia

Terjemahkan